CONTOH RESENSI NOVEL
Tradisi Peci Putih
Judul Buku :The Da Peci Code
Pengarang :Ben Sohib
Penerbit :RAHAT Books
Tahun :2006, cetakan I,September 2006
2006,
cetakan II,Oktober 2006
2006,
cetakan III,November 2006
Jumlah Halaman :326 Halaman
BEN
SOHIB dilahirkan di Jember,Jawa-Timur,pada tanggal 22-03-1967.Setelah
menyelesaikan SMP di kotanya.Dia melanjutkan pendidikan SMU di Bali.Setelah
lulus SMU,dia berhijrah ke Jakarta.Dia mulai mencoba menulis dari SMU,dia
pernah menulis seperti puisi,cerpen,dan features,pernah di muat di SINAR
HARAPAN,PELITA,dan HAI
Dalam menggambarkan novel,bahasa yang di gunakan adalah
bahasa Betawi dan Arab.Novel ini menggunakan Bahasa sehari-hari orang betawi.Buku
ini mengajak pembaca agar lebih mendalami isi cerita dalam nove karena ada
saatnya dalam buku novel ini cerita yang komedian.
Alur yang di gunakan dalm bahasa cerita novel ini adalah
alur campuran.Walaupun begitu dalam cerita novel tersebut terselip kata-kata
yang dapat membuat pembaca tertawa.Tokoh
utama dalam novel ini adalah Rosid,Rosid adalah orang yang sangat memegang
teguh keyakinannya dan penuh dengan toleransi dalam beragama.
Kisah dalam
novel The Da Peci Code,diawali dengan tradisi masyarakat Cililitan kecil yang
selalu memakai sarung,baju koko,dan peci putih,tapi Rosid menentang itu karena
orang-orang menyebutnya sebagai ajaran agama Islam.sampai ia di usir ayahnya
Mansur,tapi ia tinggal bersama temannya Mahdi,ia membentuk perkumpulan-perkumpulan”Sanggar
Banjir Kiriman” kemudian dia bertemu dengan Delia yang sudah menjadi pacarnya
dan bertemu dengan Anto,anto menceritakan soal asal-muasal Peci Putih.saat
mengadakan perkumpulan Sanggar Banjir Kiriman,kemudian ada yang memfitnah
mereka,kemudian terjadi bentrokan antara FORMALIN dan RADIKAL melawan yang
membela Sanggar Banjie Kiriman yaitu Bang Nuh dan Moderat,yang memfitna banjir
kiriman tak lain adalah Said teman Ayah-nya Rosid.Tapi karena kejadian itu
Rosid dengan Ayah-nya Mansur menjadi berbaikan.
Gaya bahasa yang di gunakan dalam cerita yang
terdapat dalam novel,menggunakan Bahasa Betawi dan Arab.Ada bahasa yang kurang
bisa di pahami oleh si pembaca.Namun novel ini menjadi lebih bervariasi atau
lebih unik terlebih dengan para tokoh yang rata-rata komedian,ini akan menarik
minat para pembaca.
Novel ini dapat di baca oleh Remaja
sampai Dewasa,karena cerita dalam novel sangat banyak memberikan pelajaran yang
berharga bagi para pembaca.
II.Unsur Intrinsik Novel
1.Tema :Tradisi
2.Alur :Campuran
3.Latar (setting) :
-Tempat:Rumah,Kafe,Tenda
-Waktu:Pagi,Siang,Sore,Malam
-Suasana:Menegangkan,Gembira,Romantis,Menyedihkan
4.Tokoh dan Penokohan
-Rosid :Pantang
menyerah,baik.
-Mansur :Baik,keyakinan
teguh,penyayang.
-Muzna :Baik,penuh
pengertian.
-Mahdi :Setia
kawan,baik.
-Delia :Baik,penyayang,penuh
perhatian.
-Anto :Baik,pintar.
-Lukman :Keras
kepala.
-Hisyam :Baik,pembela
yang lemah
-Pak Haji Jazuli :Baik,bijaksana,ramah
-Bang Nuh :Pemberani,bijaksana
5.Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan Bahasa betawi
sehari-hari.
6.Sudut Pandang :
Orang pertama serba tahu
7.Amanat :
Dalam hidup kita harus toleransi baik itu
antar umat beragama maupun di
dalam bermasyarakat.
III.Unsur Ekstrinsik
1.Latar Belakang Pengarang
BEN SOHIB dilahirkan di
Jember,Jawa-Timur,pada tanggal 22-03-1967.Setelah menyelesaikan SMP di
kotanya.Dia melanjutkan pendidikan SMU di Bali.Setelah lulus SMU,dia berhijrah
ke Jakarta.
2.Nilai yang berkembang di masyarakat
-Nilai sosial
Bahkan terkadang,mereka mengundang
pembicara dari luar.
-Nilai budaya
Seandainya Rosid menerima saja apa yang
sudah diajarkan oleh leluhurnya
turun-temurun tentu kopi pagi ini akan terasa nikmat sekali.
-Nilai agama
“Sid,bangun shalat shubuh! Terus lu rapiin
rumah!”teriak Mahdi sambil beranjak hendak meninggalkan kamar.
IV.Sinopsis cerita
1.Peristiwa:Pengusiran Rosid
Tapi Muzna semakin terkejut.Setelah
meneriakkan kata-kata pengusiran itu,suaminya masih sempat-sempatnya
menambahkan beberapa makian untuk Rosid yang sudah melangkah keluar dari pintu
ruma.Dengan suara serak akibat teriakannya yang pertama,Mansur memaki “Sarang
kutu!Sarang tawon!Rambutan kering!Darna!Anak syaiii.....”
2.Peristiwa:Sanggar Banjir Kiriman
Rosid di usir dari rumahnya,Dania tinggal
bersama temannya Mahdi,karena sering ada perkumpulan setiap sabtu malam di
rumah Mahdi maka terbentuk Sanggar Banjir Kiriman.
3.Pertemuan Rosid dengan
Anto
Rosid menentang Ayah-nya karena memakai
peci putih itu adalah ajaran agama.Kemudian Rosid menemui Anto dan kemudian
Anto menyeritakan asal-muasal peci di setiap agama.
4.Peristiwa:Kerusuhan
Masa RADIKAL dan FORMALIN datang ke depan
rumah Mahdi yang sedang diadakan kumpulan Sanggar Banjir kiriman ,kemudian
RADIKAL dan FORMALIN mengancam akan membubarkan kumpulan Sanggar Banjir kiriman
tapi di cegah oleh Bang Nuh dan masa MODERAT.Saat itu ketegangan mulai mereda
,namun tiba-tiba ada seseorang yang melempar batu ke kaca rumah Mahdi,setelah
itu ketegangan meninggi dan terjadi kerusuhan antar dua belah pihak.
5.Peristiwa:Hampir putus hubungan Rosid dan
Delia
Memang ada perbedaan agama antara dirinya
dengan Delia.Tapi ia ingin membangun jembatan diatasnya.Ia tak peduli sampai
kapan jembatan itu akan berdiri.
6.Peristiwa:Kembalinya Rosid ke rumah
Setelah peristiwa atau kerusuhan
terjadi,Ayah dan Ibu Rosid menjadi khawatir terhadap keadaan Rosid.Rosid pun
kembali pulang ke rumah dan keadaannya pun menjadi berbeda karena Ayahnya tidak
mempersalahkan lagi peci putih sebagai tradisi masyarakat atau keluarganya.