Ujian dari Allah kepada hambanya akan datang melalui dua sarana, yaitu sarana yang berada dalam diri (nafsu) dan sarana “
`dari luar diri manusia .
`dari luar diri manusia .
Ujian yang datang dari dalam diri disesabkan oleh nafsu syahwat atau hayawaniya,yaitu nafsu ammarah bissu-I atau nafsu yang cenderung mengajak manusia untuk berbuat kejahatan.
Firman allah SWT : “ Dan adapun orang yang takut akan kebesaran tuhannya serta dia menahan nafsunya dari alhawa (yakni ajakan kotor dan keji), maka sesunguhnya syurgalah tempat tinggal (baginya)”. Qs ; An- Nazi’aat ( 40 -41)
Sabda Rosullullah SAW : “ Musuhmu yang paling berbahaya adalah nafsumu (yang kotor dan keji) yang ada dalam dirimu “
Sedangkan ujian yang datang dari luar diri manusia adalah karena Iblis,syaithon yang terkutuk. Mahluk yang telah bersumpah dihadapan allah akan terus menggoda manusia sampai akhir dunia.
Firman Allah SWT : “ Iblis berkata : Berilah perpanjangan( umur ) padaku sampai waktu mereka di bangkitkan ( kiamat). Allah berfirman: sesungguhnya kamu termasuk kedalam golongan yang diberi umur panjang. Iblis berkata : Oleh karena Engkau telah menghukum aku tersesat, sunguh akan aku hadang mereka dari jalanmu yang lurus. Kemudian akan kudatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka yang bersyukur “.
Apabila naafsu hayawaniyah yang berpangkalan dihati, ditambah lagi dengan bisikan-bisikan iblis dan syaithon yang juga diberi tempat di hati, maka menjadi sebuah sarana ampuh untuk menggelincirkan manusia. Daya tarik yang timbul begitu kuat, sehingga manusia akan mudah terperososk kedalam lembah fahsya( kejahatan) dan munkar ( kedurhakaan). Apabila kedua kekuatan yang bersumber dan datang dari dua sarana itu bersatu, maka tanpa petunjuk dan perolongan allah manusia berada dalam kedudukan yang sangat lemah. Karena manusia diciptakan padadasarnya dalam keadaan lemah, seperti allah katakan dalam firmannnya : “ Dan manusia itu diciptakan bersifat lemah “
Jika manusia semata-mata bersandar pada kekuatan dirinya sendiri untuk berhadapan dengan kekuatan yang ditimbulkan oleh bersatunya dua factor tersebut , dorongan nafsu( dalam diri) dan bisikan serta bujuk rayu iblis ( factor luar diri), pasti akan sangat lemah.Kecuali jika allah memberikan ‘inayah, bantuan dan pertolongan maka akan tumbuh kekuatanpada diri manusia untuk melawan dua hal tersebut. Maka karena itu, sepantasnyalah manusia untuk selalu memohon ‘inayah,bantuan dan pertolongan dari allah SWT.
Ada beberapa cirri ( tabiat) manusia yang menandakan dia termasuk orang yang tidak mau bersandar kepada allah, tidak bergantung pada ‘inayah, bantuan dan pertolongan allah.
- Suka membantah . Firman allah “ Dan sungguh telah kami ulang-ulangi di dalam alqur’an ini beraneka ragam perumpamaan bagi manusia. Dan manusia adalah makhluk yang paling membantah”. QSAl=-Kahfi : 54
- Tergesa-gesa. Firman allah “ dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana dia berdo’a untuk kebaikan dan adalah manuisa bersifat tergesa-gesa “ QS : Al-Isra : 11
- Serba salah, mudah resah dan kikir . firman allah “ sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat serbasalah,apabila dia ditimpa kesusahan dia resah dan apabila dia mendapat kebaikan dia kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat, yang mereka itu tetap di dalam mengerjakan solatnya “ Qs al-maarij : 19-23
- Mudah hilang keseimbangan diri,angkuh dan lupa daratan pada saat memperoleh nikmat, putus asa atau frustasi pada saat mendapat kesusahan. Firman allah “ Dan apabila kami beri kesenagan kepada manusia, niscaya berpaling dan berbalik kebelakang dia dengan sikap yang sombong, dan apabila dia tertimpa kesusahan niscaya berputus asalah dia” Al-Isra:83 dalam firman lainnya “ Dan apabila manusia kami beri rasa kenikmatan rahmat dari kami, kemudian rahmat itu kami cabut ( angkat ) darinya, sungguh dia menjadi putus asa lagi ingkar. Dan apabila kami beri rasa nikmat kebahagiaan sesudah bahaya menimpanya, niscaya dia berkata : Telah hilang segala bencana dariku, sungguhdia sangat gembira lagi bangga, kecuali orang-orang yang sabar dan mengerjakan amal-amal sholeh, mereka beroleh ampunan dan ganjaran pahala yang besar ‘ QS ; Huud 9-11
- Putus harapan. Firman Allah : “ manusia tidak akan jemu memohon kebaikan, dan manakala mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa dan putus harapan “ Qs : fushilat : 49
Dalam firman lainnya : “Ibrahim berkata : tidak ada yang berputus harap dari pada rahmat tuhannya kecuali orang-orang sesat “ QS: Al Hijr : 56
`Oleh sebab itu seorang hamba Allah harus selalu bersandar pada inayah, bantuan dan pertolongan allah agar memperoleh kekuatan untuk berhadapan dan bertahan terhadap godaan dan cobaan hawa nafsu dan syaithon. Boleh jadi suatu saat datang kelalaian sehingga persandaran itu melemah dan membuatnya tergelincir dan terjadi perbuatan salah dan dosa pada dirinya,sebaiknya jangan berputus asa daripada istiqomah pada allah, apalagi sampai memutuskan hubungan dengan allah, karena merasa seolah-olah perbuatannya itu telah menutup pintu taubat dan maghfiroh Allah SWT.
Firman allah “ “Katakanlah : hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asadari rahmat allah. Sesungguhnya allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesunguhya dia-lah yang maha pengampun lagi maha penyayang” QS Az-zumar : 53
“Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat allah melainkan kaum yang kafir “ QS : yusuf- 87 . wallahu a’lam <<>>