Diam Mendengarkan Khotbah (part Shalat Jum'at)
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ
“Jika engkau berkata kepada temanmu : ‘diamlah’, pada hari Jumat sedangkan Imam sedang berkhutbah, maka engkau telah melakukan kesia-siaan” [Muttafaqun ‘alaih]
يَحْضُرُ الْجُمُعَةَ ثَلَاثَةٌ فَرَجُلٌ حَضَرَهَا يَلْغُو فَذَاكَ حَظُّهُ مِنْهَا وَرَجُلٌ حَضَرَهَا بِدُعَاءٍ فَهُوَ رَجُلٌ دَعَا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُ وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُ وَرَجُلٌ حَضَرَهَا بِإِنْصَاتٍ وَسُكُوتٍ وَلَمْ يَتَخَطَّ رَقَبَةَ مُسْلِمٍ وَلَمْ يُؤْذِ أَحَدًا فَهِيَ كَفَّارَةٌ إِلَى الْجُمُعَةِ الَّتِي تَلِيهَا وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ : مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
“Tiga macam orang yang hadir pada sholat Jumat: (pertama) seseorang yang hadir dalam keadaan melakukan hal-hal yang sia-sia, maka itulah bagiannya (kesia-siaan), (kedua) seseorang yang hadir Jumat dengan berdoa kepada Allah Azza Wa Jalla, jika Allah kehendaki, Allah beri, jika Allah kehendaki Allah tahan (terkabulnya doa tsb), dan (ketiga) seseorang yang hadir dalam keadaan diam, tenang dan tidak menyerukan dan memisahkan di antara dua muslim yang duduk, dan tidak menyakiti siapapun, maka itu adalah penebus dosa sampai Jumat selanjutnya dengan tambahan 3 hari, karena Allah berfirman: barangsiapa yang berbuat satu kebaikan, maka ia mendapat 10 kali lipat semisalnya (Q.S al-An’aam:160) [H.R Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, dan alBaihaqy, dihasankan oleh Syaikh al-Albaany].
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ
“Jika engkau berkata kepada temanmu : ‘diamlah’, pada hari Jumat sedangkan Imam sedang berkhutbah, maka engkau telah melakukan kesia-siaan” [Muttafaqun ‘alaih]
يَحْضُرُ الْجُمُعَةَ ثَلَاثَةٌ فَرَجُلٌ حَضَرَهَا يَلْغُو فَذَاكَ حَظُّهُ مِنْهَا وَرَجُلٌ حَضَرَهَا بِدُعَاءٍ فَهُوَ رَجُلٌ دَعَا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَإِنْ شَاءَ أَعْطَاهُ وَإِنْ شَاءَ مَنَعَهُ وَرَجُلٌ حَضَرَهَا بِإِنْصَاتٍ وَسُكُوتٍ وَلَمْ يَتَخَطَّ رَقَبَةَ مُسْلِمٍ وَلَمْ يُؤْذِ أَحَدًا فَهِيَ كَفَّارَةٌ إِلَى الْجُمُعَةِ الَّتِي تَلِيهَا وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ : مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
“Tiga macam orang yang hadir pada sholat Jumat: (pertama) seseorang yang hadir dalam keadaan melakukan hal-hal yang sia-sia, maka itulah bagiannya (kesia-siaan), (kedua) seseorang yang hadir Jumat dengan berdoa kepada Allah Azza Wa Jalla, jika Allah kehendaki, Allah beri, jika Allah kehendaki Allah tahan (terkabulnya doa tsb), dan (ketiga) seseorang yang hadir dalam keadaan diam, tenang dan tidak menyerukan dan memisahkan di antara dua muslim yang duduk, dan tidak menyakiti siapapun, maka itu adalah penebus dosa sampai Jumat selanjutnya dengan tambahan 3 hari, karena Allah berfirman: barangsiapa yang berbuat satu kebaikan, maka ia mendapat 10 kali lipat semisalnya (Q.S al-An’aam:160) [H.R Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, dan alBaihaqy, dihasankan oleh Syaikh al-Albaany].