Biografi Khoirul
Anwar Penemu 4G
Prof. Dr. Khoirul
Anwar adalah orang yang menemukan dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G
berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Khoirul Anwar yang
pernah masuk acara Kick Andy ini adalah alumni Teknik Elektro ITB dengan
cumlaude di tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan di Nara Institute of
Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar master di tahun 2005 serta
doktor di tahun 2008. Khoirul Anwar juga penerima IEEE Best Student Paper Award
of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS)tahun 2006, di California.
Biografi Khoirul
Anwar Penemu 4G
Satu lagi peneliti
Indonesia yang telah menorehkan prestasi di kancah internasional. Dia adalah
Prof. Dr. Khoirul Anwar, penemu dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G
berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Temuannya ini
kemudian mendapatkan penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientist pada
Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology
Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan. Kini
hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan
elektronik besar asal Jepang.
Dosen sekaligus
peneliti yang bekerja di laboratoriom Information Theory and Signal Processing,
Japan Advanced Institute of Science and Technology, di Jepang ini adalah
lulusan dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung dengan predikat
cum laude di tahun 2000. Ia kemudian meraih gelar master dari Nara Institute of
Science and Technology (NAIST) pada tahun 2005 dan gelar doktor pada tahun 2008
di kampus yang sama. Pada tahun 2006, ia juga pernah menerima IEEE Best Student
Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS), di California. Khoirul
juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat
Jenderal RI Osaka pada tahun 2007.
Putra dari pasangan
(almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi itu, tak pernah lupa dengan asalnya. Hasil
royalti paten pertamanya itu ia berikan untuk ibunya yang kini hidup bertani di
Kediri. Khoirul Anwar lahir pada 22 Agustus 1978 di Kediri, Jawa Timur. Ayahnya
meninggal karena sakit saat ia baru lulus SD tahun 1990. Ibunyalah kemudian
yang berusaha keras menyekolahkannya. Untuk menyelesaikan S1 nya, ia berhasil
mendapatkan beasiswa selama 4 tahun secara berturut-turut. Bahkan ia berhasil
mendapatkan beasiswa S2 dari Panasonic, dan beasiswa S3 dari perusahaan Jepang.
Bersama istrinya,
Sri Yayu Indriyani dan tiga putra tercintanya, Khoirul tinggal di Nomi,
Ishikawa, tak jauh dari tempat kerjanya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang,
namun Khoirul menyimpan keinginan untuk kembali ke Indonesia suatu hari nanti.
Penemuan 4G
INSPIRASI besar
memang bisa datang dari mana saja, termasuk dari film animasi untuk anak-anak.
Anda mungkin tak pernah mengira, sebuah film anime Jepang ternyata bisa
mengilhami penemuan penting yang merevolusi anggapan tak terpatahkan di jagat
transmisi telekomunikasi nirkabel.
Tapi cerita itulah
yang terjadi pada diri Khoirul Anwar, dosen sekaligus peneliti asal Indonesia
yang bekerja di laboratoriom Information Theory and Signal Processing, Japan
Advanced Institute of Science and Technology, di Jepang.
Saat terdesak
karena harus mengajukan tema penelitian untuk mendapatkan dana riset, Khoirul
memeras otaknya. Akhirnya ide itu muncul juga dari Dragon Ball Z, film animasi
Jepang yang kerap ia tonton.
Ketika Goku, tokoh
utama Dragon Ball Z, hendak melayangkan jurus terdahsyatnya, ‘Genki Dama’ alias
Spirit Ball, Goku akan menyerap semua energi mahluk hidup di alam, sehingga
menghasilkan tenaga yang luar biasa.
“Konsep itu saya
turunkan formula matematikanya untuk diterapkan pada penelitian saya,” kata
Khoirul, kepada VIVAnews melalui surat elektroniknya, Jumat 13 Agustus 2010.
Maka inspirasi itu
kini mewujud menjadi sebuah paper bertajuk “A Simple Turbo Equalization for
Single Carrier Block Transmission without Guard Interval.”
Khoirul memisalkan
jurus Spirit Ball Goku sebagai Turbo Equalizer (dekoder turbo) yang mampu
mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun blok
transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data akibat interferensi
gelombang.
Asisten Profesor
berusia 31 tahun itu dapat mematahkan anggapan yang awalnya ‘tak mungkin’ di
dunia telekomunikasi. Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak
perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya kebal terhadap
delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer-lah yang akan membatalkan
interferensi sehingga receiver bisa menerima sinyal tanpa distorsi.
Dengan mengenyahkan
GI, dan memanfaatkan dekoder turbo, secara teoritis malah bisa menghilangkan
rugi daya transmisi karena tak perlu mengirimkan daya untuk GI. Hilangnya GI
juga bisa diisi oleh parity bits yang bisa digunakan untuk memperbaiki
kesalahan akibat distorsi (error correction coding).
“GI sebenarnya
adalah sesuatu yang ‘tidak berguna’ di receiver selain hanya untuk menjadi
pembatas. Jadi mengirimkan power untuk sesuatu yang ‘tidak berguna’ adalah
sia-sia,” kata Khoirul.
Gagasan ini
sendiri, dikerjakan Khoirul bersama Tadashi Matsumoto, profesor utama di
laboratorium tempat Khoirul bekerja. Saat itu ia dan Tadashi hendak mengajukan
proyek ke Kinki Mobile Wireless Center.
Setelah menurunkan
formula matematikanya secara konkrit, Khoirul meminta rekannya Hui Zhou, untuk
membuat programnya.
Metode ini bisa
dibilang mampu memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi ia bisa
diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM (2G), CDMA
(3G), dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi
dengan tingkat kompleksitas rendah.
Ia juga bisa
diterapkan Indonesia, terlebih di kota besar yang punya banyak gedung pencakar
langit, maupun di daerah pegunungan. Sebab di daerah tadi biasanya gelombang
yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang.
Tak heran bila
temuan ini membesut penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientist pada
Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology
Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan.
Kini hasil temuan
yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar
asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh raksasa
telekomunikasi China, Huawei Technology.
Awal Pendidikan
Khoirul Anwar
Ini bukan sukses
pertama bagi Khoirul. Pada 2006, pria asal Kediri, Jawa Timur itu juga telah
menemukan cara mengurangi daya transmisi pada sistem multicarrier seperti
Orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) dan Multi-carrier code
division multiple access (MC-CDMA).
Caranya yaitu
dengan memperkenalkan spreading code menggunakan Fast Fourier Transform sehingga
kompleksitasnya menjadi sangat rendah. Dengan metode ini ia bisa mengurangi
fluktuasi daya. Maka peralatan telekomunikasi yang digunakan tidak perlu
menyediakan cadangan untuk daya yang tinggi.
Belakangan, temuan
ini ia patenkan. Teknik ini telah dipakai oleh perusahaan satelit Jepang. Dan
yang juga membuatnya membuatnya kaget, sistem 4G ternyata sangat mirip dengan
temuan yang ia patenkan itu.
Namun, putra dari
pasangan (almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi itu, tak pernah lupa dengan
asalnya. Hasil royalti paten pertamanya itu ia berikan untuk ibunya yang kini
hidup bertani di Kediri. “Ini adalah sebagai bentuk penghargaan saya kepada
orang tua, terutama Ibu,” katanya.
Ayah Khoirul
meninggal karena sakit, saat ia baru lulus SD pada 1990. Ibunyalah kemudian
berusaha keras menyekolahkannya, walaupun kedua orang tuanya tidak ada yang
lulus SD.
Sejak kecil,
Khoirul hidup dalam kemiskinan. Tapi ada saja jalan baginya untuk terus
menuntut ilmu. Misalkan, ketika melanjutkan SMA di Kediri, tiba-tiba ada orang
yang menawarkan kos gratis untuknya.
Saat ia meneruskan
kuliah di ITB Bandung, selama 4 tahun ia selalu mendapatkan beasiswa. “Orang
tua saya tidak perlu mengirimkan uang lagi,” kata Khoirul mengenang masa
lalunya. Otaknya yang moncer terus membawa Khoirul ke pendidikan yang tinggi.
Ia mendapatkan
beasiswa S2 dari Panasonic, dan selanjutnya beasiswa S3 dari perusahaan Jepang.
“Alhamdulillah, meski saya bukan dari keluarga kaya, tetap bisa sekolah sampai
S3. Saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pemberi beasiswa.”
katanya.
Khoirul Anwar Tidak
lupa Indonesia
Sukses di negeri
orang tak membuatnya lupa dengan tanah kelahiran. “Suatu saat saya juga akan
tetap pulang ke Indonesia. Setelah meraih ilmu yang banyak di luar negeri,”
kata Khoirul.
Di luar
kehidupannya sebagai seorang periset, Khoirul juga mengajar dan membimbing
mahasiswa master dan doktor. Kedalaman pengetahuan agama pria yang sempat
menjadi takmir masjid di SMA-nya itu, juga membawanya sering didaulat memberi
ceramah agama di Jepang, bahkan menjadi Khatib shalat Iedul Fitri.
Tak hanya itu,
Khoirul juga kerap diundang memberikan kuliah kebudayaan Indonesia.
“Keberadaaan kita di luar negeri tak berarti kita tidak cinta Indonesia, tapi
justru kita sebagai duta Indonesia,” kata dia.
Selama mengajar
kebudayaan Indonesia, ia banyak mendengar berbagai komentar tentang tanah
airnya. Ada yang memuji Indonesia, tentu, ada pula yang menghujat. Untuk yang
terakhir itu, ia biasanya menjawab dalam bahasa Jepang: Indonesia ha mada ganbatteimasu
(Indonesia sedang berusaha dan berjuang).
Keluarga Khoirul
Anwar
Kini, Khoirul
tinggal di Nomi, Ishikawa, tak jauh dari tempat kerjanya, bersama istrinya, Sri
Yayu Indriyani, dan tiga putra tercintanya. “Semua anak saya memenuhi formula
deret aritmatika dengan beda 1.5 tahun,” Khoirul menjelaskan.
Yang paling besar
lahir di Kawasaki, Yokohama, berusia 7 tahun. Yang kedua lahir di Nara berusia
5,5 tahun, dan ketiga juga lahir di Nara, kini berusia 4 tahun. Ia tak
sependapat dengan beberapa rekan Jepangnya, yang mengatakan kehadiran keluarga
justru akan mengganggu risetnya.
Baginya keluarga
banyak memberikan inspirasi dalam menemukan ide-ide baru. “Belakangan ini saya
berhasil menemukan teknik baru dan sangat efisien untuk wireless network saat
bermain dengan anak-anak,” katanya.
Malahan, Khoirul
sering mengajak anak-anaknya melakukan riset kecil-kecilan di rumahnya. Bersama
anak-anaknya pula, Khoirul sering menyempatkan waktu menonton bersama, terutama
film animasi kegemarannya: Dragon Ball Z, Kungfu Panda, Gibli, atau Detektif
Conan.
“Film animasi
mengajarkan anak kita nilai yang harus kita pahami dalam kehidupan,” kata
Khoirul. Film animasi Gibli, misalnya, banyak bercerita bagaimana seharusnya
manusia bisa bersahabat dengan alam, tidak merusaknya, serta mencintai mahluk
hidup.
Bahkan ide dan
semangat baru terkadang muncul dari menonton film. Misalnya nilai kehidupan
yang dia petik dari film Kungfu Panda: ‘There is no secret ingredient, just
believe’. “Nilai ini saya artikan bahwa tidak ada rahasia sukses, percayalah
bahwa apapun yang kita kerjakan bisa membuat kita sukses.” kata Khoirul.
Tags : Biografi Khoirul Anwar Penemu 4G, Prof. Dr. Khoirul Anwar, Khoirul Anwar