Oleh Fadhil ZA
58.
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah,
yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami
angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari
orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila
dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka
menyungkur dengan bersujud dan menangis. (Maryam 58)
Al Qur’an adalah kitab yang dahsyat yang mampu menggetarkan hati orang yang membaca atau mendengarkan ayat ayatnya. Pemuka pemuka kaum Quraisy pernah meminta para jamah Haji yang datang ke Mekah agar menutup kupingnya dengan kapas, karena kuatir akan terpengaruh oleh bacaan Qur’an yang dibaca oleh pengikut Nabi Muhammad saw. Bacaan Al Qur’an sangat berbekas didalam hati orang yang beriman. Ketika membaca atau mendengarkan Qur’an diantara mereka ada yang menangis dan menyungkur sujud dengan dahinya sebagaimana disebutkan dalam surat maryam ayat 58 diatas.
Tangisan Rasulullah ketika mendengar dan membaca Al Qur’an
Rasulullah sering kedapatan menangis ketika mendengar atau membaca Al Qur’an dalam shalatnya. Abdilah bin Mas’ud mengisahkan ,
Rasulullah saw berkata kepadaku “Bacalah Al Qur’an dihadapanku”. Aku
berkata, “Aku membaca atasmu ? ,dan atasmulah al Qur’an itu turun”.
Rasulullah berkata “ Sesungguhnya aku lebih suka mendengarkannya
daripada selainku”. Kemudian aku membaca surat An Nisa’ hingga sampai
ayat 41 :
41.
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan
seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). An Nisa’41
Kemudian
beliau berkata “Tahan bacaanmu”. Tiba tiba kedua mata beliau meneteskan
air mata. Beliau mengulangi perklataannya:” Tahan bacaanmu” Kemudian
aku angkat kepalaku , dan aku lihat air mata Rasulullah mengalir.
Sa’ad
bin Abi Waqas berkata, ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda ,
“Sesungguhnya al Qur’an ini turun dengan kesedihan, jika kalian
membacanya maka menangislah. Jika tidak bisa menangis berpura puralah
menangis, bernyanyilah dengan al Qur’an. Barang siapa yang tidak
bernyanyi dengan al Qur’an maka bukan termasuk dari golongan kami” .
Dalam surat An Najm ayat ayat 59-62 Allah mempertanyakan orang yang tidak bisa menangis ketika membaca atau mendengarkan al Qur’an:
59.
Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? 60. Dan kamu
mentertawakan dan tidak menangis 61. Sedang kamu melengahkan(nya)? 62.
Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia). (An Najm 59-62)
Ubaid
bin Umar berkata kepada sayyidah Aisyah ra, “Kabarilah kami , apa yang
paling mengagumkan bagimu dari Rasulullah saw?’ Aisyah ra terdiam, lalu
berkata”Pada suartu malam Rasulullah berkata padaku, wahai Aisyah
biarkanlah aku beribadah pada Tuhanku pada malam ini”
Aku
(Aisyah) berkata “Demi Allah, aku lebih suka berada disampingmu, dan
aku lebih suka membahagiakanmu”. Kemudian Rasulullah saw berdiri dan
berwudhu lalu mengerjakan shalat . Aisyah berkata, “Rasulullah saw
menangis sepanjang shalatnya, hingga pipinya yang mulia basah karenanya.
Aisyah berkata, “Rasulullah duduk sambil menangis hingga janggutnya
yang lembut basah “ . Aisyah berkata”Kemudian Rasulullah saw menangis ,
hingga air mata beliau memmabasahi tanah”. Bilal datang untuk
mengumandangkan azan. Ketika melihat
Rasulullah saw sedang menangis, Bilal bertanya,”Wahai Rasulullah,
mengapa engkau menangis, bukankah Allah telah mengampuni dosa dosamu
yang telah lalu dan yang akan datang?”.
Rasulullah
saw berkata”Tidakkah aku menjhadi seorang hamba yang bersyukur, aku
telah menerima wahyu dari Allah pada malam ini, celaka bagi orang yang
membacanya tapi tidak menrenungkan kandungannya”
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang ada
ayat ayat bagi orang yang berakal (Ali Imran 190) “
Dari
Mathraf bin Abdillah, dari ayahnya berkata “Aku melihat Rasulullah saw
sedang melakukan shalat, dan didadanya terdengar seperti suara air
mendidih dalam ketel karena tangisannya”
Tangisan para sahabat
Abdullah
bin Syadad berkata ,”saya mendengar suara tangis Umar ra sedang saya
dibaris akhir pada shalat subuh, dia membaca surat Yusuf hingga pada ayat 86 “
86- Yakub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan
kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.”
Hisyam bin al Hasan berkata “Umar bin Khatab membaca Qur’an , tenggorokannya hampir tercekik hingga ia nenangis sampai terjatuh. Lalu ia kembali kerumahnya dan orang banyak menyangka ia demam.
Ketika
Rasululah sakit pada akhir hayatnya, beliau meminta Abubakar ra
menggantikannya jadi Imam. Aisyah mengingatkan,”Wahai Rasululah Abubakar
itu laki laki yang lemah. Jika ia membaca al Qur’an ia tidak bisa
menahan tangisnya. Dalam riwayat lain dikatakan “Abubakar jika berdiri
menmggantikanmu didepan orang orang, tidak terdengar bacaannya oleh
orang yang dibelakang karen tangisannya”
Syu’bah
bin sya’ad bercerita, satu ketika makan malam sudah dihidangkan
dihadapan Abdurahman bin Auf, setelah siang harinya ia berpuasa. Ia
membaca surat al Muzzamil hingga sampai ayat 12-13
12- Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala, 13- dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih
Abdurahman bin Auf menangis, dan terus menangis hingga ia tidak jadi makan malam.
Tangisan orang soleh
Ibnul
Jauzi meriwayatkan , satu ketika kami bersama Malik bin Dinar, kami
mendengar seorang Qori’ membaca al Qur’an surat al Zalzalah
1- Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat),
Maka
mulailah Malik bin dinar menyeka air matanya, sementara anggota majelis
yang lain mulai menangis dan menjerit hingga dibaca ayat terakhir
7-
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan) nya. 8- Dan barang siapa yang mengerjakan
kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya
pula.
Malik bin Dinar menangis tersenguk senguk sampai pinsan, orang banyaki menyangka ia gila.
Yasir
bin Dzaluq berkata, “Aku bermalam dirumah Al Rabi’ bin Khaitsam pada
suatu malam, kemudian Ar Rabi’ melaksanakan shalat dan membaca surat al
jatsiah ayat 21
21-
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan
menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat
buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al Jatsiah 21)
Kemudian ia tidak tidur semalam penuh hingga subuh dalam keadaan menangis.
Pada suatu malam Umar bin Abdul Aziz membaca ayat (walaili idza yakhsya). Ketika sampai pada ayat (Fa andzartakum naaran taladzdzaa) dia tercekik oleh air matanya, dan tidak sanggup melewatinya, kemudian dia lanjuytkan dengan membaca ayat yang lain.
Al
Nawawi berkata dalam al Tibyan “Menangis disunahkan ketika membaca
Qur’an. Dan itu adalah sifat orang orang arif dalam syiar bagi hamba
hamba Allah yang saleh”
Imam besar Masjidil Haram dan Imam besar lainnya
dimasa sekarang ini juga sering kita dapati menangis ketika menjadi
Imam atau membaca ayat Qur’an. Antara lain Imam Sudais, Imam Syuraim,
Imam Musyari Rasyid, Hani Rifai banyak kita temukan rekaman videonya di
Youtube beliau menangis ketika jadi imam atau membaca al Qur’an.
SYAIKH SHURAIM IMAM MASJIDIL HARAM
MENANGIS DALAM SHALAT
SYAIKH SUDAIS IMAM MASJIDIL HARAM
MENANGIS DALAM SHALAT
TANGIS IMAM HANY AR RIFAI MEMBACA
SURAT AL FAJR
IMAM MASJID KUAWAIT MUSHARI RASYID
MENANGIS MEMBACA SURAT FUSHILAT 19-36
Mudah mudahan ayat
Qur’an yang dibacakan oleh Imam terkemuka di dunia saat ini, seperti
terlihat pada video diatas bisa menggetarkan hati para pembaca, sehinga
kita bisa merasakan betapa dahsyatnya Al Qur’an yang diturunkan Allah
kepada kita semua.
Keutamaan menangis karena Allah
Banyak
sekali ayat Qur’an yang menerangkan tentang keutamaan menangis karena
Allah , antara lain surat Almaidah ayat 83,surat Al Israak 107-108, dan
surat Maryam ayat 58 seperti dituliskan pada awal tulisan ini. Dalam
beberapa hadist juga banyak disebutkan tentang keutamaan menangis
karena alah ini , antara lain seperri yang disamapaikan berikut dibawah
ini.
Ibnu
Abbas berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda”Dua mata yang
tidak bisa disentuh api neraka adalah mata yang menangis dikeheningan
malam karena takut pada Allah, dan mata yang berjaga dimalam hari karena
membela agama allah (HR Turmudzi dan abu Naim)
Abu
Hurairah ra berkata, “Rasulullah saw bersabda, tidaklah masuk neraka
orang yang menangis karena Allah hingga air susu kembali keteteknya, dan
tidaklah berkumpul debu dijalan Allah dan asap api neraka dilubang
seorang hamba selamanya (HR Turmudzi)
Abu
Hasan berkata”Jibril turun kepada Nabi yang disisinya ada seorang laki
laki yang sedang menangis. Jibril bertanya kepada Nabi”Siapa nini?”.
Nabi menjawab”Ia adalah si Fulan”. Kemudiahn Jiobril
berkata”Sesungguhnya kami menimbang semua amal amal anak Adam, kecuali
tangisan. Sesungguhnya allah memadamkan lautan api neraka jahanam dengan
setetes air mata”.
Anas
bin Malik berkata “Rasulullah saw bersabda, barangsiapa menghingat
Allah lalu kedua matanya mengalirkan air mata karena takut pada Allah,
sampai air matanya tertumpah kebumi, maka ia tidak akan disiksa pada
hari kiamat” (HR al hakim)
Ibnu
Mas’ud berkata “Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, Tidak ada seorang
mukminpun yang mengalir air matanya sekalipun sebesar kepala lalat
karena takut kepada Allah Ta’ala, ke mudian membasahi bagian wajahnya,
melainkan Allah mengharamkannya dari neraka”. Aku berkata “Karena itulah
jika Muhammad ibnu al Munkadar menangis , dia usapkan wajah dan
jenggotnya dengan air natanya seraya berkata”telah sampai padaku
sesungguhnya neraka tidak akan memakan bagian yang disentuh air mata”
Abi
al Jild berkata , “Aku membaca permasalahan Daud, dia berkata:”Tuhanku,
apakah balasan orang yang menangis karena takut kepadaMu , hingga
airmatanya mengalir pada kedua pipinya?”. Allah berkata:” Balasannya
adalah aku haramkan wajahnya dari bara neraka, dan Aku akan
melindunginya pada hari yang menankutkan”.
Abdullah
bin Amru bin Ash berkata,” Menangislah! Jika tidak bisa maka berpura
puralah menangis. Kalau kalian mengetahui ilmu, niscaya kalian akan
melakukan shalat hingga punggung kalian retak, dan kalian menangis
hingga suara kaalian putus”. Ia juga berkata” Menagis karena Allah lebih
aku cintai daripada bersedekah 1000 dinar” .
Al
Hasan berkata “Telah sampai kepada kami, sesungguh nya orang yang
menangis karena takut pada Allah, maka tidaklah menetes air matanya ke bumi
hingga ia dibebaskan dari api neraka. Kalaulah seseorang menangis
ditengah masyarakat , maka masyarakat tersebut akan mendapatkan rahmat
karena tangisannya. Tidak ada sesuatup[un melainkan ada timbangannya
(diakhirat) kecuali tangisan. Sesungguhnya tangisan karena Allah
tidaklah ditimbang
Abu Hurairah ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada
suatu hari dimana tidak ada suatu naunganpun selain naungan-Nya: 1.
Pemimpin yang adil, 2. pemuda yang tumbuh dalam suasana menghamba kepada
Allah, 3. Laki laki yang hatinya selalu terkait dengan masjid, 4. Dua
laki laki yang saling mencintai karena Allah, 5. Orang yang bertemu
dan berpisah hanya karena Allah semata , 6. Laki laki yang dipanggil
untuk berbuat zinah oleh seorang perempuan yang mempunyai pangkat
(bangsawan) serta kecantikan, lalu ia berkata “sesungguhnya aku takut
pada Allah”. 7. Laki laki yang ingat pada Allah ketika sendirian lalu
airmatanya mengalir karena menangis” (HR Bukhari dan Muslim)
Menangis dengan tadabbur al- Qur’an
Salah
satu cara untuk memancing tangis ketika membaca atau mendengar al
Qur’an adalah dengan cara mentadabburi ayat ayat Qur’an tersebut.
Tadabbur Qur’an adalah salah satu cara untuk menghunjamkan ayat Qur’an
kedalam hati , hingga hati dan seluruh tubuh bergetar karena kedahsyatan
Al Qur’an tersebut.
Tadabbur
Qur’an dilakukan dengan merenung dan berdialogh dengan Allah sekitar
ayat yang dibaca itu. Rasulullah biasa melakukan hal tersebut sebagai
disebutkan dalam hadist riwayat Muslim
“Nabi
Muhammad saw membaca al Qur’an dengan cara beruntut, jika beliau
membaca ayat yang isinya tasbih, maka beliau membaca tasbih. Jika
membaca ayat yang isinya pertanyaan , maka beliau bertanya, dan jika
membaca ayat yang menyeru untuk minta perlindungan , maka beliau meminta
pewrlindungan” (HR Muslim)
Membaca
Qur’an tanpa mengerti maknanya biasanya hanya sampai ditelinga saja,
lantunan ayat Qur’an hanya terdengar ditelinga bagaikan suara angin atau
musik saja tanpa dimengerti dan dipahami makna ayat yang didengar itu.
Bagi orang ajam (non Arab) ayat tersebut baru dimengerti dan sampai
kepada fikirannya setelah diterjemahkan kedalam bahasa ibunya . Setelah
ditadabburi dan dihayati secara mendalam barulah ayat qur’an itu
menghunjam kedalam hatinya , hingga memancing tangisan dari orang yang bersangkutan.
Kedahsyatan al Qur’an menggetarkan hati dan seluruh tubuhnya sebagaimana disebutkan dalam surat az zumar ayat 23:
23.
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang
serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya
kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang
kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah,
dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang
pemimpinpun.(Az Zumar 23)
Allah memerintahkan kita untuk mentadabburi ayat Qur’an sebagaimana disebutkan dalam surat Muhammad ayat 24
24. Maka apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) Al Quran ataukah hati mereka terkunci? (Muhammad 24)
Tadabbur
Qur’an adalah cara memahami al-Qur’an dengan hati, bukan dengan akal
atau fikiran. Ayat yang dibaca dirasakan dengan hati. Berbeda dengan
mengkaji atau memahami al-qur’an dengan akal dan fikiran. Pada proses
mengkaji al-qur’an dengan akal dan fikiran , pemahaman al- quran baru
bisa masuk kedalam hati setelah
melalui berbagai argumen dan pemikiran. Pada Tadabbur Qur’an perasaan
hati lebih diutamakan, sehingga Al – Qur’an betul betul menghunjam
kedalam hati tanpa melaui prose berfikir yang pelik.
Selama
ini kita lebih banyak mendengarkan kajian al-Qur’an melalui ceramah di
radio, televisi atau secara langsung dari penceramah . Ayat Qur’an yang
disampaikan diterjemahkan kemudian dibahas dan dijelaskan oleh para
penceramah tersebut. Al – Qur’an baru dipahami oleh hati setelah melalui
proses berfikir yang memakan
waktu cukup lama. Tadabbur Qur’an dengan menghayati Qur’an langsung
kedalam hati belum banyak dilaksanakan orang. Sehingga ini masih cukup
asing bagi kita.
Proses masuknya al-Qur’an kedalam hati melalui tadabbur qur’an dapat disaksikan pada video berikut dibawah ini.